Kamis, 10 November 2011

TUJUAN HIDUP

Untuk apa Kita diciptakan?

Setiap manusia mempunyai pencarian yang panjang mengenai hidupnya tentang makna, pengaruh, ataupun tujuan hidupnya. Untuk beberapa orang, ketiga hal ini saling terkait satu sama lain. Apa makna hidup ini? Apakah saya mempunyai pengaruh kepada dunia? Jika ada, apakah tujuan hidup saya? Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu hanya dapat kita temukan di dalam Pencipta kita.
Jika Anda ingin menemukan alasan mengapa sesuatu itu diciptakan, maka Anda harus tanyakan kepada penciptanya, bukan ciptaannya. Jadi, jika ada pertanyaan mengenai ciptaan Tuhan, tanyakan kepada Tuhan. Tujuan Tuhan menciptakan kita menjadi tujuan kita di dalam hidup ini. Masuk akal bukan? Lantas, apa tujuan Tuhan menciptakan kita?
Kenapa tukang sepatu menciptakan sepatu? Karena dia membutuhkan sesuatu untuk melindungi kakinya dari luka. Dan apa kegunaan sepatu kalau begitu? Tentu saja melindungi kaki kita dari luka. Kenapa tukang roti membuat roti? Untuk memberi makan orang yang lapar. Jadi, apa kegunaan roti kalau begitu? Untuk memberikan kepuasan bagi mereka yang lapar. Kita salah jika kita katakan sepatu dibuat agar kaki kita terlihat bagus, atau tujuan roti dibuat hanya agar mengeluarkan bau yang harum. Bisa jadi itu tambahan manfaat yang dirasakan, namun bukan menjadi tujuan utama benda-benda itu dibuat.
Jadi, untuk apa Tuhan ciptakan kita? Mungkin kita tampan / cantik dan wangi, namun bukan untuk itu kita ada di dunia. Rick Warren dalam bukunya Purpose Driven Life menulis, “Anda harus memulai dengan Tuhan. Anda dilahirkan karena tujuan-Nya dan untuk mencapai tujuan-Nya.” Karena itu hanya di dalam Tuhan kita menemukan tujuan hidup kita, identitas kita, arti hidup kita, dampak kita, maupun takdir hidup kita.
Cari tahu dengan melatih diri Anda dekat dengan Tuhan dan melakukan hal-hal yang Dia ingin kita lakukan. Ada banyak aspek dimana Tuhan bisa tempatkan seseorang, kita ada dimana, itu sangat tergantung dari kedekatan kita kepada Tuhan. “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” Efesus 1:6-10. Karena itu, carilah apa yang Tuhan inginkan dalam hidup Anda dan temukan jawabannya.

Rabu, 02 November 2011

PanggiLan HidUp

 
Panggilan Atau Merasa Terpanggil Saja?

Kebanyakan dari kita terkadang tidak mengerti apakah yang sudah kita lakukan untuk Tuhan itu merupakan panggilan dalam hidup kita ataukah hanya merasa terpanggil saja. Dalam hidup kita, seringkali kita tidak menyadari hal-hal seperti itu sehingga dengan mudah kita mengklaim bahwa yang kita lakukan itu sudah merupakan panggilan.

Merasa terpanggil, tentu mempunyai sisi positif yaitu melakukan tugas kita sepenuh hati, tapi hal itu hanya dapat bertahan sementara. Sisi negatifnya adalah hal tersebut berasal dari keinginan kita yang terselubung, atau dari rasa takut, atau dari rasa bingung, atau bahkan berasal dari rasa ingin bersaing.

Lalu bagaimana cara membedakannya? Panggilan membuat kita mendapatkan damai sejahtera saat melakukannya dan membuat jiwa kita beristirahat. Mungkin ketika Petrus dipanggil, dia belum merasakan itu panggilannya. Yesus bertanya sampai tiga kali padanya, “Apakah engkau mencintai-Ku?” Itulah motivasi utama kita dalam melayani Yesus, karena mencintai-Nya. Setelah itu, ketika dihadapkan dengan cobaan berat, Petrus malah dengan berani memberitakan tentang Yesus sampai rela mati sama seperti Gurunya mati.

Yudas tentu saja hanya merasa dipanggil saja. Alkitab mengatakan dia kecewa dengan wanita yang menuangkan minyak yang mahal untuk Yesus di Yoh 12:6 padahal memang kita harusnya seperti itu terhadap Yesus. Memberikan yang terbaik dari diri kita. Dampaknya sungguh bertolak belakang ketika kita memang melakukan panggilan itu atau hanya terpanggil saja. Yudas akhirnya gantung diri dan tidak menikmati uang yang dia dapatkan. Sebaliknya, Petrus ataupun murid-murid Yesus lainnya menyelamatkan ribuan jiwa.

Akibat yang kita rasakan mungkin tidak sedramatis itu. Namun, tetap ada dampaknya. Ketika itu panggilan kita, maka dengan berani kita katakan, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Fil 3:8) Kata-kata seperti ini akan ada di dalam hati kita bila memang kita mengerjakan panggilan yang sudah Yesus berikan di dalam hati kita, panggilan apapun itu.
~selamat berkarya~ Eben Haezer :))